Biografi Ka.Balai TNW

Kisah singkat

Darman, S.Hut.,M.Sc, Kepala Balai Taman Nasional Wakatobi. DIbawah kepemimpinannya, Balai Taman Nasional Wakatobi (BTNW) telah bertransformasi menjadi lembaga pemerintah yang inovatif.

Tentang Beliau

Dalam rentang kepemimpinan yang relatif singkat, beliau berkontribusi dalam menciptakan hubungan yang baik dengan pemerintah daerah, menggagas pelayanan publik digital, aktif sebagai narasumber dalam berbagai seminar dan aktif dalam kegiatan konservasi lingkungan

Darman, S.Hut.,M.Sc,  Kepala Balai Taman Nasional Wakatobi, Lahir di Palangga Kab. Muna Provinsi Sulawesi Tengga, tanggral 09-09-1978, dan juga merupakan ayah dari empat orang anak keseharian memiliki hobi membaca dan bercanda bersama keluarga.

Menamatkan pendidikan Sekolah Dasar pada tahun 1991 di SDN No. 4 Raha (Kab.Muna),  Sekolah Menengah Pertama pada tahun 1994 di SMPN No. 1 Raha (Kab. Muna), Sekolah Menengah Atas pada tahun 1997 di Ujung Pandang Provinsi Sulawesi Selatan, dan Menamatkan Perguruan Tinggi (S1) di Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIPER) jurusan Budidaya Hutan pada tahun 2007 serta menamatkan perguruan tinggi (S2) jurusan Managemen Konservasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan pada tahun 2010 di U G M Yogyakarta Provinsi D I Y.

Sebelum menjabat sebagai Kepala Balai TN Wakatobi, beliau menjabat sebagai Staf pd Balai TN Rawa Aopa Watumohai tahun 1998 s.d 2012, Promosi Kepala Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah I TN. Rawa Aopa Watumophai tahun 2012 s.d 2016, mutasi Kepala Seksi Konservasi Wilayah II Balai Konservasi Sumber Daya Alam Sulawesi Tenggara tahun 2016 s.d 2019, Promosi Kepala Balai Taman Nasional Wakatobi sejak tahun 2019.

Darman, S.Hut.,M.Sc

Beliau Dikenal

Semasa mengikuti pendidikan di SKMA Ujung Pandang (1995-1997) beliau pernah mendapat Beasiswa Prsestasi SUPERSEMAR, dan pada Saat menamatkan pendidikan S1 di STIPER Kendari (2007) lulus dengan predikat Cum Laude, serta sebagai Wisudawan terbaik program Studi Magister (S2) Ilmu Kehutanan U G M tahun 2010.

Selain prestasi / penghargaan di dunia pendidikan tersebut juga memiliki prestasi sebagai PNS/ASN yaitu Menerima Penghargaan Satya Lencana Karyasatya 10 tahun dan Satya Lencana Karyasatya 20 tahun dari Presiden RI. Dan tidak kalah pentingnya juga dalam Menahkodai Balai Taman Nasional Wakatobi sederet prestasi eksternal juga telah diperoleh diantaranya : Penghargaan Bupati Wakatobi Sebagai Satker Inofatif dan Kreatif (2020), Penghargaan dari Kepala Kanwil DJPBN sebagai satker The Most Committed Customers (2020).  Selain penghargaan tersebut juga berhasil membawa Balai TN Wakatobi menerima penghargaan internal KLHK oleh Ibu Menteri LHK sebagai Juara 1 Faforit pemenang lomba foto Kategori Kategori Lanscape, Kategori Flora Fauna dan Kategori Human Interest dan Juara 2 Faforit lomba Video (tahun 2019).

DCIM100MEDIADJI_0301.JPG

Pulau Cowo-Cowo

Menjelajah di Pulau terjauh yakni Pulau Cowo-Cowo Kecamatan Tomia Kabupaten Wakatobi, Pulau ini memiliki potensi yaitu pasir pantai yang begitu luas, laut yang begitu jernih, jajaran pohon kelapa yang indah dan memiliki potensi terumbu karang yang unik. Tidak hanya itu, Pulau tersebut dijadikan sebagai lokasi tempat penetasan beberapa penyu yang naik untuk bertelur, sehingga pulau tersebut dijadikan sebagai lokasi target monitoring penyu. 

DSC08372

Site Roma

Berdasarkan wilayah administrasi Kabupaten Wakatobi, lokasi penyelaman ini terletak di perairan Pulau Tomia, Kelurahan Waha, Kecamatan Tomia, Kabupaten Wakatobi. Berdasarkan wilayah pengelolaan Taman Nasional Wakatobi, terletak di wilayah Resort Tomia, Seksi Pengelolaan TN Wilayah III Tomia-Binongko dan berada pada Zona Pariwisata (ZPr) Taman Nasional Wakatobi.

Berdasarkan tipe geomorfologi, site ini merupakan tipe terumbu karang tepi (Fringing Reef) dengan karakteristik
Pinacle dan Slop wall. Lokasi titik koordinat berada pada areal sekitar 123.89217344 dan -5.72727032. Titik penyelaman roma berada pada kedalaman 3 hingga 25 meter dengan visibility sejauh 20 m. Roma adalah lokasi penyelaman di Wakatobi dengan puncak batu karang yang besar dan lebar, dikelilingi oleh karang kentang
yang indah dan dihiasi dengan anemon dan ikan badut yang naik turun mengikuti arus. Rombongan besar ikan berpatroli di atas karang. Ular laut bandeng secara konsisten dapat ditemukan di sekitar karang ini mencari makanan.

Untuk menuju lokasi tersebut dapat menggunakan alat transportasi laut (bodi batang, katinting, kapal, speed boat) dengan jarak ± 1,6 Km dengan waktu tempuh ± 10 menit. Roma merupakan spot dive terkenal di Pulau Tomia yang lokasinya merupakan satu reef dengan titik penyelaman mari mabuk yang dibedakan adalah arah menyelam roma ke selatan dan marimabuk ke utara. Penyelaman di roma relatif aman baik dari arusnya yang selalu bersahabat, kontur kedalaman puncak reef paling rendah 2 meter dan paling dalam 20bmeter sehingga cocok untuk snorkling dan diving.

Pemulihan Ekosistem Terumbu Karang

Transplantasi

Terumbu Karang

Site Wangi-Wangi

Transplantasi ini dilakukan di Perairan Wangi-Wangi

Site Kaledupa

Transplantasi ini dilakukan di Perairan Kaledupa

Site Tomia

Transplantasi ini dilakukan di Perairan Tomia dan Binongko

Transplantasi Terumbu Karang

Site Dunia Baru Perairan Tomia Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah III.

Site Dunia Baru

Site Binongko

Perkampungan Suku bajo Lohoa - Kaledupa

Perkampungan Bajo

Suku bajo terkenal dengan tradisi dan budaya melaut. Mereka tersebar diperairan Sulawesi Tenggara khususnya wilayah Wakatobi. Beberapa suku Bajo yang mendiami Wakatobi antara lain Bajo Sampela, Suku Bajo Mantigola, dan Suku Bajo Loha. Suku Bajo Sampela adalah salah satu suku bajo unik tinggal di Desa Sama Bahari, Kecamatan Kaledupa, Kabupaten Wakatobi.

Sebagai masyarakat pesisir, suku Bajo memiliki karakter keras, tegas, dan terbuka. Karakteristik kehidupan sosial, budaya dan ekonomi dipengaruhi pandangan terhadap kekuatan alam yang melingkari kehidupan sehari-hari.

Suku bajo awalnya tinggal di atas perahu. Seluruh aktivitas dilakukan di atas perahu. Kini, mereka mendiami rumah yang terbuat dari kayu dan anyaman bambu. Rumah ditopang tiang penyangga yang ditanam di laut serta beratap rumbia. Ukuran rumah sekitar dengan lebar lima meter dan panjang enam meter. Terdiri atas ruang tamu, dua kamar tidur dan dapur. Dihuni dua sampai empat Kepala Keluarga.

Selain dikenal memiliki keahlian melaut, suku Bajo juga memiliki beragam keterampilan. Mereka membudidayakan rumput laut, membuat tikar dari daun pandan, membuat perahu, dan membuat rumah.

Sombu - 1

Sombu Dive

Berdasarkan wilayah administrasi, lokasi penyelaman ini terletak di Perairan Kelurahan Wandoka Utara, Kecamatan Wangi-Wangi, Kab. Wakatobi. Berdasarkan wilayah pengelolaan Taman Nasional terletak di Resort Matahora, Seksi Pengelolaan TN Wilayah I dan berada pada Zona Pemanfaatan Lokal (ZPL) Taman Nasional Wakatobi.

Site ini merupakan tipe terumbu karang tepi (Fringing Reef), lokasi turun (entry) sama dengan lokasi naik (exit) yaitu pada titik koordinat S 05⁰15’59.4” E 123⁰31’04.0” yang memiliki panjang ±164 meter. Karakteristik/topografi Steep Slope dan Wall dengan kemiringan antara 20°-80°, kedalaman antara 5 – 18 m, serta visibility sejauh 15 m. Daya tarik dari site ini yaitu ikan Midnight snapper (Macolor macularis) dan cocok bagi penyelam pemula.

Untuk menuju lokasi tersebut dapat menggunakan alat transportasi Darat (Mobil dan Motor) menuju Pelabuhan Sombu dengan jarak tempuh ± 15 Menit dari Kota Wanci.

Jenis biota laut yang dijumpai di lokasi ini yaitu Moray gymnothorax meleagris, Frogfish antennarius coccineus, Kima (Tridacna squamosa) dan jenis ikan diantaranya Lutjanidae bohar, Macolor macularis, Macolor neger, Caesio teres ekor kuning, Pterocaesio tile (casio), Grasila alba marginata dan Caranx melampigus.

Pada lokasi ini setidaknya ditemukan 10 jenis lifeform karang keras (hard coral) yaitu Acropora branching, Acropora submassive, Acropora tabulate, Coral branching, Coral encrusting, Coral foliose, Coral massive,Coral
submassive, Coral mushroom, dan Coral millepora. Selain itu ditemukan pula jenis karang lunak (soft coral), Available substrate dan Other.

 

Gallery Sombu Dive

Lion Fish 2

Bouy 6

Berdasarkan wilayah administrasi, lokasi penyelaman ini terletak di perairan Pulau Hoga, Desa Ambeua Raya, Kecamatan Kaledupa, Kab. Wakatobi. Sedangkan berdasarkan wilayah pengelolaan Taman Nasional terletak di Resort Kaledupa, Seksi Pengelolaan TN Wilayah II dan berada pada Zona Pariwisata (ZPr) Taman Nasional Wakatobi.

Site ini merupakan tipe terumbu karang tepi (Fringing Reef) yang memiliki panjang ±160 m dengan titik koordinat awal 123.75533333, -5.465666666 dan titik koordinat akhir 123.755781, -5.4669240331. Pada saat melakukan penyelaman posisi terumbu karang berada di sebelah kiri penyelam. Karakteristik/topografi
landai dan step-slop dengan kemiringan antara 10°-50°, kedalaman antara 3 – 25 m, serta visibility sejauh 12 m. Daya tarik dari site ini yaitu Ikan Napoleon, Nudibrant dan anemonfish. Untuk menuju lokasi tersebut dapat menggunakan alat transportasi laut (bodi batang, katinting, kapal, speed boat) dengan jarak tempuh ±1.9 NM dari Pelabuhan Ambeua.

Jenis biota laut yang dijumpai di lokasi ini yaitu kerang laut berupa kima (Tridacna squamosa) Tiger Cowrie (Cypraea tigris), Lobster (Panulirus homalus), Nudibranch (Chromodoris annae), bintang laut biru (Linckia laevigata), dan jenis ikan diantaranya Katamba/Black-Spot Snapper (Lutjanus fulviflamma), Naso (Acanthurus sp), Kakatua (Scarus sp), Pari/Blue spotted fantail stingray (Taeniura lymma), Napoleon (Chelinus undulatus), striped large – eye bream (Gnathodentex aureolineatus), Red Firefish (Pterois volitans) serta jenis ikan dari family Pomacentridae, Chaetodontidae dan Blennidae.

 Pada lokasi ini ditemukan 7 jenis lifeform karang keras (hard coral) yaitu Acropora coral branching, Coral Branching, Coral encrusting, Coral massive, Coral meliopora, Coral mushroom, dan Coral submassive. Selain itu ditemukan pula jenis karang lunak (soft coral), dan Other

 

Galery Bouy 6